Sabtu, 25 September 2010

BAGAI MAKAN BUAH SIMALAKAMA

Ini merupakan kisah seorang gadis yang baik hati. Terlahir 22 tahun yang silam, gadis itu bernama Nina Septiana. Bungsu dari 4 bersaudara ini memiliki pemikiran yang berbeda dengan ketiga kakaknya. Mempunyai 3 orang kakak perempuan menjadikan gadis ini ingin tampil sedikit berbeda . Mulai dari pakaian, sikap, sampai pada pemikiran tentang kehidupan. Tapi itulah saya, Nina Septiana.


Namun, tujuan saya dan ketiga kakak saya adalah sama yaitu ingin membahagiakan kedua orang tua. Ketiga kakak saya mengikuti pendidikan di sekolah kejuruan karena mereka merasa bahwa dengan bekerja dapat meringankan beban orang tua. Selain itu, jika ingin melanjutkan ke perguruan tinggi membutuhkan lebih banyak wakatu, tenaga, dan biaya. Apalagi keluarga kami bukanlah termasuk kelas ekonomi menengah ke atas, sehingga untuk melanjutkan ke perguruan tinggi sangat sulit.


Berbeda dengan ketiga kakak saya, setelah lulus SMP target saya yaitu memasuki SMA Negeri dan mengambil jurusan IPA. Sejak kecil saya mempunyai cita - cita menjadi seorang dokter. Akhirnya mimpi itu musnah karena biaya kuliah di fakultas kedokteran sangat mahal. Hal tersebut tidak membuat saya putus asa. Ketika SMA tempat saya mengikuti pendidikan mengadakan tes untuk masuk Universitas Gunadarma, saya langsung mendaftarkan diri. Alhamdulillah saya lolos dan bisa melanjutkan sekolah di Universitas Gunadarma dengan mengambil Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen. Berawal dari nol karena sewaktu SMA saya mengambil jurusan IPA. Tapi dengan semangat yang berkobar - kobar bagaikan obor PON, saya terus belajar. Ternyata usaha dan perjuangan saya tidak sia - sia karena saya mendapat nilai yang sangat memuaskan.


Walaupun harus jatuh bangun untuk mencapainya tapi semangat saya tidak pernah pudar. Apalagi pada waktu semester 6 yaitu tugas untuk menyelesaikan sarjana muda dengan membuat Penulisan Ilmiah menjadikan saya harus eksra ketat mempelajari dan menyelesakan Penulisan Ilmiah tersebut. Memasuki semester 7, saya berfikir inilah waktunya untuk rehab sebentar sebelum menghadapi skripsi. Namun, baru awal mengikuti perkuliahan ternyata saya mendapatkan tawaran bekerja di PT BUMI KARYA ARTHA yang bergerak dalam bidang distribusi dan suplier bahan bakar gas. Inilah hal yang membuat saya bingung harus bagaimana. Apakah saya harus :

1. Menerima tawaran tersebut, lalu cuti kuliah ?
2. Menolak tawaran tersebut dan melanjutkan kuliah ?


Bagaikan makan buah simalakama, menurut pemikiran saya jika pilihan 1 saya pilih maka gelar S1 akan tertunda. Lalu sampai kapan saya harus cuti kuliah ? Secara logika tidak mungkin cuti kuliah sampai berhenti bekerja sedangkan waktu terus berjalan. Padaahal kurang dari 1 tahun lagi gelar S.E akan melekat dibelakang nama saya. Namun jika pilihan 2 saya pilih, maka hilanglah kesempatan untuk bekerja sedangkan orang tua saya sangat menginginkan saya cepat bekerja.
T

Tetapi jika ALLAH mengizinkan saya memilih dan ALLAH pastikan mengabulkan permintaan, maka saya akan menjalankan pilihan tersebut dengan sebaik-baiknya. Pilihan saya yaitu :

1. Menerima tawaran bekerja, namun pindah kuliah kelas malam. Tapi kendalanya apakah universitas tempat saya bernaung untuk mengikuti pendidikan mengizinkan saya untuk pindah kuliah kelas malam ?

2. Jika tidak bisa pindah kuliah kelas malam, saya ingin tetap menerima tawaran tersebut. Tapi kendalanya apakah mungkin pihak perusahaan ataupun kampus dapat mentolerir kehadiran saya ? sedangkan kedua pihak memiliki aturan yang berbeda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar